KOTA MALANG - Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, produksi susu sapi dalam negeri hanya mampu mencukupi kebutuhan nasional sebesar 22, 74%. Sedangkan impor daging sapi pada tahun yang sama dicatat sebanyak 211, 43 ribu ton yang naik menjadi 26, 51?ri tahun 2020.
Keadaan tersebut semakin parah dengan adanya endemi penyakit mulut dan kuku (PMK) di tahun 2022 ini yang mematikan ternak sapi dalam jumlah banyak.
Menyikapi hal tersebut pemerintah Indonesia memiliki rencana untuk meningkatkan populasi dan produktivitas sapi secara mandiri dan berkelanjutan. Rancangan tersebut akan diwujudkan melalui Direktorat Perbibitan dan Produksi Ternak (Ditjen PKH) bersama Indonesia Australia Red Meat Cattle and partnership.
Namun pemerintah Australia menunjuk Research Group Red Meat Producers (RG RMP) untuk berperan mengatasi permasalahan produksi semen sexing di Indonesia.
Ditjen PKH yang diwakili Imron serta Paul dan dara sebagai perwakilan Indonesia Australia Red Meat Cattle and Partnership mengunjungi tim sexing spermatozoa dari RG RMP, Kamis (13/10/2022).
Tim sexing beranggotakan Prof. Trinil Susilawati, Dr. Kuswati, Rizki Prafitri, Ph.D., dan Aulia Puspita Anugra yekti, M.Sc.
Baca juga:
Tim BCC UB Raih 4 Juara di Malaysia
|
Agenda pertemuan membahas kronologis penemuan metode sexing yang telah diproduksi oleh Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari. Seperti uji hasil keberhasilan pada tingkat laboratorium dan implementasinya pada sapi potong dan sapi perah yang dimulai tahun 2017 hingga sekarang.
Lalu pertemuan selanjutnya akan dilakukan bersama BBIB Singosari, Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang, tim dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) yang menemukan teknologi sexing di lembang, serta tim sexing dari Universitas Brawijaya (UB).
Menurut imron, diharapkan nantinya BIB nasional dan daerah dapat menstandarisasi produk semen sexing di Indonesia, sehingga program pembibitan di dapat dilakukan secara mandiri dan berkelanjutan.
RG RMP merupakan salah satu kelompok kajian di Fakultas Peternakan (Fapet) UB. Salah satu inovasi yang berhasil dibuat oleh RG ini ialah membentuk klaster sapi potong di Tuban (Jawa Timur) dan Kabupaten Malang. (TS/dta/Humas UB)